Sabtu, 20 Desember 2008

uang



uang..
dulu, waktu harga minyak naik,
ongkos kendaraan umum ikutan naik.


sekarang,bahan bakar minyak (BBM) turun,
eh jasa angkutannya yang malas nurunin harga


ehhmm
gitu aja kok repot...

Sabtu, 06 Desember 2008

natal


bentar lagi natal,

Selamat Natal 25 Desember 2008 dan Tahun Baru 1 Januari 2009

Rabu, 03 Desember 2008

jelajah




Nova ada di majalah..

Senin, 24 November 2008

adat

Setelah wisuda Nova, ternyata mama punya rencana

ucapan syukur...
kumpul bersama keluarga di rumah Uda Tia, Cengkareng Jakarta Barat
ada Uda Tia dan Tante, semua adek-adek Tia, Riama, Rahel, Moses dan Becca, ada juga Uda Samuel, Tulang 'Gendut' Toba

Abang Benny dan Eda tidak datang, juga Saut karena disuruh 'jaga rumah'
Tapi mereka pasti ikut senang

Bapak memang tak ada, tapi kita tetap keluarga
Tapi yakinlah, dari jauh dia pasti senyum bahagia karena Nova sudah berhasil

Jangan sedih lagi...
tetap Semangat dan terus berjuang!!!

wisuda nova




Nova sudah wisuda.
SELAMAT!
Semoga tercapai apa yang dicita-citakan.

Kamis, 23 Oktober 2008

sahabat

Usah Kau Lara Sendiri


Kulihat mendung menghalangi pancaran wajahmu

tak terbiasa kudapati terdiam mendura

Apa gerangan bergemuruh di ruang benakmu

sekilas galau mata ingin berbagi cerita

Kudatang sahabat, bagi jiwa

saat batin merintih

usah kau lara sendiri

masih ada asa tersisa

Letakkanlah tanganmu di atas bahuku

biar terbagi beban itu

dan tegar dirimu

Di depan sana cah'ya kecil tuk memandu

tak hilang arah kita berjalan

menghadapinya

Sekali sempat kau mengeluh, kuatkah bertahan?

satu persatu jalinan kawan beranjak menjauh

(ruth sahanaya&katon bagaskara)


Selasa, 21 Oktober 2008

ketua KPU



Setelah kontroversi keberangkatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke luar negeri, ternyata KPU tetap melanjutkan rencananya.
Sejak Minggu (19/10), dua anggota KPU Abdul Aziz dan Syamsulbahri pergi ke Beijing.
Tujuannya, untuk mensosialisasikan UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu dan tahapan pemilu bagi pemilih di luar negeri.
Mungkin pada jadwal selanjutnya akan ada keberangkatan selanjutnya untuk Anggota KPU yang lain.



foto : Pak Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary
diambil dari dokumentasi vivanews.com

Jumat, 17 Oktober 2008

sempat memiliki




....

Band: Yovie Nuno
Judul lagu: Sempat Memiliki
Judul Album: Special One

Mengapa kita bertemu
bila akhirnya dipisahkan
mengapa kita berjumpa
tapi akhirnya dijauhkan
kau bilang hatimu aku
nyatanya bukan untuk aku

bintang di langit nan indah
dimanakah cinta yang dulu
masihkah aku di sana
di relung hati dan mimpimu
andaikan engkau di sini
andai kau tetap denganku

aku hancur ku terluka
namun engkaulah nafasku
kau cintaku meski aku
bukan di benakmu lagi
dan kuberuntung sempat memilikimu
engkau mengatakan merindukan diriku lagi
ingin kusampaikan ku tak hanya sekedar rindu

....

Sabtu, 04 Oktober 2008

bagaimana

entah bagaimana lagi...


tidak ada lagi pakis
tidak ada lagi suplir
tidak ada lagi puisi...



Jakarta 2008

Rabu, 24 September 2008

hujan dan kusta




(gambar ini kudapat dari gmail.com, dampak penyakit kusta. namun, yakinlah penyakit ini dapat disembuhkan dengan pengobatan rutin sejak dini)

Arif (11), bukan nama sebenarnya, berlari-lari kecil saat dipanggil ayahnya, Mulyadi (40). Sore itu, hujan deras mulai mengguyur kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat.


Arif mematuhi ayahnya dan langsung masuk ke rumahnya yang berukuran 1 x 3 meter. Masih dengan napas ngos-ngosan, Arif yang saat itu mengenakan kaus putih bergaris-garis hitam dan merah langsung duduk di samping ibunya, Sumirah (38).


Di ruangan temaram yang diterangi satu lampu pijar, bocah berparas manis dan berkulit hitam itu mengaku sedang menjalani pengobatan rawat jalan. Sejak pertengahan Desember 2006, Arif harus makan obat yang diberikan Puskesmas Tanah Abang secara rutin. Satu tahun lalu, seluruh tubuh siswa kelas lima di salah satu SD Negeri di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat itu dipenuhi bercak putih seperti panu. Bentol-bentol kemerahan di daun telinganya. Sesekali, persendian jari tangannya serasa ngilu. Otot-otot wajahnya serasa menebal dan memerah.
“Dulu sering pusing dan mual,” katanya menyebutkan gejala penyakit yang dideritanya.

Setelah makan obat rutin setiap hari, kondisinya berangsur membaik.
Bercak-bercak putih yang timbul di sekujur perut dan punggung Arif mulai memudar. Bentol-bentol kemerahan di daun telinga sudah tidak ada lagi dan mulai berubah kehitaman. Ngilu di persendian tangan dan rasa mual serta pusing tidak lagi dirasakannya.

Hingga sekarang Arif tidak tahu penyakit apa yang dideritanya. “Nggak tahu,” katanya pelan.

Sumirah
hanya tersenyum mendengar pengakuan polos putranya. Perempuan yang waktu itu mengenakan sarung batik tahu pasti penyakit apa yang diderita putra pertamanya itu. Berbekal informasi dari televisi, ibu rumah tangga ini menduga Arif menderita penyakit kusta. “Pada awalnya saya lihat di televisi, kok penyakitnya mirip dengan Arif. Lalu kita bawa ke puskesmas,” katanya.

Untuk memastikan penyakitnya, oleh puskesmas kecamatan, Arif diwajibkan memeriksakan diri ke laboratorium Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat agar diambil sampel kulitnya. Setelah menunggu sekitar seminggu, dugaan putranya benar terkena kuman lepra (Mycobacterium leprae).

Kaget, jelas hal pertama yang dirasakan Sumirah. Karena tidak mungkin putranya terkena penyakit kutukan ini. Sebab, suaminya yang pernah mengidap penyakit ini telah dinyatakan sembuh pada tahun 1993 lalu.
“Saya kaget sekali. Kok bisa kena, kan bapaknya sudah sembuh. Jadi tidak mungkin tertular lagi pada Arif,” katanya.

Kemungkinan bisa saja terjadi. Kata Mulyadi, dokter pernah bicara padanya. Menurut dokter, penyakit kusta yang pernah dideritanya dapat menular kepada anak-anaknya.
“Kata dokter sih begitu. Penyakit kusta dapat menular kepada orang yang sedarah dan hidup serumah dengan kita, apalagi, golongan darah saya dan Arif sama-sama O,” ujarnya.

Seperti istrinya, Mulyadi juga tidak menyangka putranya akan tertular penyakit ini. Sebab, upaya lepas dari penyakit kusta telah dilakukan. Minum obat secara teratur dan menjaga kesehatan serta kebersihan lingkungan.
“Setelah sembuh dari sakit, saya tidak pernah lagi naruh handuk sembarangan, selalu saya gantung dan angin-anginkan,” katanya.

Pada awalnya, kata Mulyadi, penyakit ini “diperoleh” dari teman sekamarnya di panti sosial. Karena sering bertukar baju dengan tiga teman sekamar itulah diduga Mulyadi tertular penyakit yang menjadi momok masyarakat ini.

Untungnya, sekarang kusta bukan lagi penyakit kutukan lagi. Sebab, obatnya sudah ditemukan. Jika minum secara teratur, mata rantai penularannya dapat diputus. Pasiennya pun dapat sembuh total. Buktinya, Arif. Anak pertama dari tiga bersaudara ini tetap mengikuti aktivitas sekolah seperti biasa. Bahkan, Arif menjadi kebanggaan orang tuanya atas prestasinya menerima beasiswa dari Sampoerna Foundation sebesar Rp 510.000 setiap semester.


Periksa ke Puskesmas



Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat, dr Mirza, mengatakan sepanjang tahun 2007, jumlah pasien kusta bertambah tiga orang. Sehingga total keseluruhan sejak 2005 sebanyak sembilan orang. Angka ini menurutnya mengalami peningkatan, sebab pada pertengahan tahun sudah bertambah tiga pasien.
Masih banyak warga yang belum tahu tanda-tanda penyakit ini. Sebagai contoh, tahun 2005, pasien kusta di Puskesmas Tanah Abang, sebut saja namanya Joko (50), menderita sakit dengan gejala yang sama dialami Arif. Berbagai pengobatan alternatif hingga ke Semarang, Jawa Tengah juga disambangi untuk menyembuhkan penyakit aneh ini. Sayang tidak kunjung sembuh dan mulai kronis dengan munculnya atropi yang khas di jari-jarinya.

“Sayang cukup terlambat, sehingga tanda-tanda cacat sudah mulai muncul. Tapi, sekarang setelah diperiksa di puskesmas dan rutin minum obat, kondisi pasien membaik,” katanya. Mirza mengingatkan agar warga peduli pada kesehatannya sendiri.
Apabila menemukan bercak-bercak putih yang mati rasa, bentol kemerahan di daun telinga dan ngilu pada persendian, segera memeriksakan diri ke puskesmas. Tindakan ini dapat membantu memutus mata rantai penyakit kusta.

Hujan sudah berhenti, namun Arif enggan melanjutkan kegiatannya di luar.
"Tadi saya panggil karena Arif tidak boleh kena air hujan. Air hujan dapat membuat badan menjadi linu," kata Mulyadi.

Senin, 15 September 2008

bondol


kemarin aku potong rambut

bondol abiisss

mulanya dibilang aku cakep dengan model ini

tapi belakangan

aku lebih manis dengan rambut sebahu



btw, foto ini diabadikan oleh Ninuk Cucu Suwanti lho

i like monday

Senin...

hari ini kembali kerja

tampil dengan model rambut baru

bondol abiss

aku belum punya foto sendiri

tapi secepatnya akan dipajang di sini


hehehe

Sabtu, 13 September 2008

siapa suruh datang Jakarta



hari ini kami harus kembali ke Jakarta
sebab tiket sudah dibeli
kami keluar dari Sekar Ayu sejak pukul 14.30
supaya check in lebih awal

nggak terlambat lagi..
gitu loh

pukul 16.30 kami pun meninggalkan Kota Seni ini dari Bandara International Yogyakarta Adisutjipto.

perjalanan diperkirakan menghabiskan waktu 57 menit.

langit Jawa biru
sesekali burung besi ini bergoncang menembus tumpukan kabut
akhirnya Garuda ini pun mendarat dengan sempurna tepat 17.40-an.

aku sudah menghubungi pria yang berjanji akan menjemputku di stasiun Gambir. Entahlah dia akan tepat waktu atau tidak

kita lihat saja nanti

Jumat, 12 September 2008

yogyakarta2


pukul 16.18

aku sudah tiba di hotel
barusan kami -aku, bang ujang dan mas rohman- keliling Yogyakarta
naik taksi
perjalanan dimulai dari hotel, ke jalan Adisucipto, Tomoho, aku lupa nama jalan yang lain..terus ke kesultanan, ke pabrik pembuatan bakpia pathok untuk oleh-oleh lalu ke pasar-mencari batik-..




fuih
capek

tapi masih SEMANGAT

hehehe





sekarang aku sudah di kamar

istirahat dulu
sebelum beraksi lagi
keliling Yogyakarta malam nanti






Yogyakarta..
indah
sejuk
jawa banget

ada penampilan kusir andong yang menarik..
blankon menutupi rambutnya
tapi...
di bawahnya bo..
pake jeans belel
:)


makanannya???
semuanya serba manis
cap cay yang gosipnya berasal dari Sumatera pun rasanya dibuat manis

waktu minum teh pun, aku terpaksa menambah air putih

mungkin kah rasanya seperti itu juga karena aku pun sudah manis??
jadi makananku nggak perlu ditambah gula lagi

hahaha


sekarang aku istirahat dulu...

yogyakarta



akhirnya tiba di Yogyakarta

pulang ke kotamu...

stasiun Tugu Yogyakarta sudah terlihat di 05.51 tadi.





kendaraan beroda tiga itu kunaiki hingga ke Sekar Ayu
tidak begitu jauh dari stasiun.




Hanya sedikit mendaki
pengayuh becak yang mulai renta itu terpaksa berhenti mengayuh
mendorong sumber pencariannya ini hingga berhenti ke tujuanku

hari masih terlalu pagi
penjaga belum bangun
dia terjaga setelah ucap salam mengganggu telinganya

rupanya

kamarku sudah disiapkan
ada ruangan kosong cukup rapi di dekat reception
aku masuk dan merebahkan badan
tidak ngantuk karena sudah tidur di kereta

hanya lelah

bosan di perjalanan

Yogyakarta indah
masih alami
ramah
rasanya seperti kembali pulang ke rumah

Kamis, 11 September 2008

telat

kalian tahu?

hari ini aku harus ke Yogya, undangan dari sebuah instansi lembaga independent.

sialnya,
aku tertinggal pesawat 13.25
harusnya aku check in jam 12.45
tapi baru nyampe bandara jam 13.05

fuih..
dodol.

panik, bingung jelas..
malu juga karena kok bisa telat, ngapain aja
kesal juga..

minta bantuan sana sini gagal..
Kepala Stasiun Senen Barosad tak mau diganggu
alasannya sedang diwawancarai tivi

cowok yang ngaku sebagai calon suami.
dihubungi susah banget..
ehm..
mungkin dia sibuk
meski setengah jam kemudian dia menghubungi..
payah

aku bete juga karena ada pembayaran tambahan 50% dari biaya tiket kalau mau ikut penerbangan berikutnya.
kata petugas kasir sekitar Rp 312 rb.
lumayan berat

di samping itu, aku harus menunggu (waiting list) bangku kosong.

arrghh

padahal tadi kupikir...(ini nih yang masalah, selalu gunakan kata kupikir) temanku bisa back up check in.
hp handphone low, komunikasi terputus.
si ujang rupanya sms, check in tidak bisa dilakukan tanpa yang bersangkutan.

sekarang aku bingung

menyesal buang waktu dengan sepele

aku punya dua pilihan, naik pesawat berikutnya, tentunya bayar..hehehe
dan menunggu
atau naik kereta dari jakarta

kita lihat saja nanti.

maaf ya Bang Ujang
jadi merepotkanmu
aku memang suka dan sering telat

tahu nggak, ini bukan pertama kalinya aku ketinggalan pesawat

hehehe
jadi malu

akhirnya aku pilih naik kereta
pria si calon suamiku itu yang mengaturnya

ternyata besok, jadwal kegiatan kosong
semuanya diundur sabtu.

syukurlah..

Selasa, 09 September 2008

jalan-jalan ke luar negeri mungkin batal

Tidak kuat menahan protes publik, tampaknya rencana Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke luar negeri sepertinya akan batal.
Tapi, Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary waktu ditanyain tadi pagi bicara dengan nada kesal.
"Apalagi seh...(nama aye disebut)???? Pagi-pagi sudah telepon. Akh, nggak usah nanyain soal ke luar negeri. Ntar tersinggung, kami masih ngurusin yang lain-lain dulu. Tapi memang rencananya kami mau membatalkan itu. Tapi keputusannya tetap tergantung dari pleno KPU," kata ahli fikih lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini.

Yah..batal deh, Jakarta bisa sepi berita nih..
hehehe

Sabtu, 06 September 2008

tulang rusuk


pernahkah kalian jatuh cinta?
bagaimana rasanya??

rasanya indah banget...


maunya ketemu terus,

memperhatikan matanya

memperhatikan hidungnya

memperhatikan bibirnya

memperhatikan giginya

memperhatikan kerut-kerut di pinggir matanya...

mencium aroma keringatnya

merasakan hangatnya


ah indahnya

ehhmm

itu kalau sedang jatuh cinta

ketika perasaan itu hilang, terbang dibawa angin lalu, apa yang kau rasakan?


campur aduk tak keruan?

menangis?

curhat ke teman-teman?

berdoa lebih banyak?

berpuasa lebih sering?

mencari penggantinya?


masing-masing punya cara menghapus luka...

kupikir, setiap perempuan telah 'dituduh' mencuri satu tulang rusuk laki-laki.
dan,
perempuan itu harus mengembalikan tulang rusuk yang diambilnya,
meletakannya kembali di ruang kosong,
tepat didekat hati kekasihnya...

harus kuat


Oleh sebab itu jiwaku hancur dalam diriku;

hari-hari kesengsaraan mencekam aku.

pada waktu malam tulang-tulangku seperti digerogoti,

dan rasa nyeri yang menusuk tak kunjung berhenti..

Ia telah menghempaskan aku ke dalam lumpur,

dan aku sudah menyerupai debu dan abu.

Aku berseru minta tolong kepada-Mu, tetapi Engkau tidak menjawab;

aku berdiri menanti, tetapi Engkau tidak menghiraukan aku..
(Ayub 30:16-17+20)

Tuhan..

Jika aku terbang dengan sayap fajar dan membuat kediaman di ujung laut,

juga tangan kanan-Mu lah yang menuntun aku...









love

cerita ini ku dapat dari milis seorang teman, Palupi..
Kisah yang menyentuh...
Kalau di Batak, istilahnya saur-matua, sari-matua..


Ada sebuah kisah cinta yang menakjubkan dari China yang baru beredar belakangan ini dan mengharukan dunia. Cerita mengenai seorang pria dan wanita yang lebih tua yang kabur dari desa mereka dan saling mencintai dengan tenang lebih dari setengah abad.


Pria China berusia lebih dari 70 tahun yang telah membuat dengan tangannya sendiri lebih dari 6,000 anak tangga di gunung untuk istrinya yang berusia 80 tahun telah meninggal di rumah gua buatan mereka setelah tinggal di sana lebih dari 50 tahun.

50 tahun lalu, Liu Guo Jiang, seorang pemuda berusia 19 tahun, jatuh cinta pada seorang janda beranak satu berusia 29 tahun bernama Xu Chaoqin..


Tak jauh berbeda dengan kisah roman Shakespeare's Romeo dan Juliet, teman serta kenalan mengkritik hubungan mereka karena perbedaan usia dan juga Xu telah mempunyai anak.


Waktu itu, seorang pria mencintai wanita yang lebih tua adalah hal yang tak bisa diterima dan immoral. Untuk menghindari gossip dan ancaman terhadap hubungan mereka, pasangan itu memutuskan untuk melarikan diri dan hidup di gua di Jian Gjin di Southern ChongQing Municipality.

Pada awalnya, hidup begitu sulit karena mereka tak punya apa-apa, tak ada listrik dan makanan. Mereka harus makan rumput dan akar yang mereka temukan di gunung, dan Liu membuat lampu kerosin untuk menerangi rumah mereka.


Xu merasa ia telah mengikat Liu dan berulang kali menanyakan,'Apa kau menyesal?'

Dan Liu selalu menjawab, 'selama kita rajin, hidup kita akan membaik.'



Mulai tahun kedua hidup bersama di gunung, Liu mulai dan selama 50 tahun terus menerus membuat anak tangga dengan tangannya supaya istrinya bisa turun gunung dengan lebih mudah.


Separuh abad kemudian di tahun 2001, sekelompok petualang menjelajah hutan dan terkejut menemukan pasangan tua di sana dan lebih dari 6,000 anak tangga buatan tangan. Liu Ming Sheng, salah satu dari tujuh anak mereka berkata, 'orang tuaku saling mencintai, mereka telah hidup terpencil lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah satu hari pun. Ia membuatkan anak tangga untuk ibu, meskipun ibu tidak sering-sering turun gunung.'


Pasangan itu telah hidup lebih dari 50 tahun sampai minggu lalu. Liu, yang telah berusia 72 tahun, setelah kembali dari bercocok tanam tiba-tiba pingsan. Xu duduk dan berdoa dengan suaminya saat suaminya meninggal dalam pelukannya. Liu begitu mencintai Xu sehingga orang-orang sulit untuk melepaskan pegangan tangannya pada istrinya bahkan setelah ia meninggal.


'Kau berjanji akan menjagaku, kau akan bersamaku sampai aku mati. Sekarang kau pergi mendahuluiku. Bagaimana mungkin aku hidup tanpamu? '

Xu melewati hari-hari dengan membisikkan kata-kata ini setiap hari dan menyentuh peninggalan suaminya dengan wajah yang penuh air mata..

;

Pada tahun 2006, kisah mereka menjadi salah satu dari 10 kisah cinta terbaik dari China , yang dikumpulkan oleh Chinese Women Weekly. Pemerintah local memutuskan untuk merawat Tangga cinta dan tempat yang mereka tinggali sebagai museum, supaya kisah cinta ini bisa hidup selamanya.

Jumat, 05 September 2008

mistik..


Bali..


Siapa yang tidak kenal Bali
Turis asing ataupun domestik pasti punya cara pandang sendiri melihat Pulau Dewata ini

Bagiku..,
Bali menggambarkan keindahan dan pesona alam
luar biasa,
alami,
mistik
..

Hingga hari ini, aku baru tiga kali menginjakkan kaki di Bali

Pertama kali melihat pulau kecil yang memiliki perbedaan waktu 1 jam dibandingkan waktu Indonesia Barat (WIB), perasaan kagum mewarnai.

Sebelum burung besi Garuda mendarat di Ngurah Rai, lautan luas terlewati di bawah sana. Biru dan dalamnya seakan menenggelamkan tubuh ini.

...

Hijau pepohonan pun menyambut

birunya langit tak terwakili

Mata para dewa pun mengucapkan selamat datang..

Sempurna

...

Perjalanan kedua, ketiga tak kalah berkesan

Bersama rombongan Menteri Dalam Negeri Mardiyanto dan Ibu Effi Mardiyanto, juga Juru Bicara Departamen Dalam Negeri Saut Situmorang, Direktur Otonomi Daerah (Otda) Sodjuangon Situmorang, Staf Pusat Penerangan Depdagri Mbak Maharina dan Simon Saimima, juga Bang Victor Simanjuntak (Suara Karya) dan Sofian Dwi (Seputar Indonesia) sebuah pesawat TNI, jenis Hercules terbang dari Bandara Halim Perdanakusumah menuju ke Pulau Seribu Pura ini.

Lebih banyak tawa...

Ada satu hal yang tak terlupa..

Setelah melewati gelap malam di Jalan Legian, lelah menyergap..

Ruangan luas berisi dua tempat tidur itu sepi..

Seberkas cahaya mengusik ujung ekor mata

apa, siapa??

tubuh menggigil, merinding..

tapi rasa kantuk lebih menguasai..

apapun itu..kuucapkan selamat malam.

ngumpul yu..

tidak semua orang suka foto-foto. tapi foto yang satu ini pada narsis. hahaha. yang paling narsis, yah...aku. bedak belepotan tapi mau tampil paling depan (ini sih soal penampilan).


Ide ini sebenarnya dimulai dari seorang penyanyi gereja Deytri Aritonang. Mungkin ada 5 jepretan dari kamera yang baru dibelinya. Berbagai gaya ditampilkan, kecuali gaya memunggungi. Tapi, sialnya saat mau ditransfer ke komputer, semua foto hilang... :(


"Tenang, tenang,.. jangan sedih", Ninuk yang mengaku punya nenek bernama Suwanti menghibur.


Kita foto lagi yu..

Kamera Ninuk pun beraksi. klik sana, klik sini. yang jadi sasaran barang dua digital itu pun tidak mau kalah ikut beraksi.
Kak Natalia Santi, ibunya Laras, yang mengaku masih berusia 35 tahun, pun ikut bergabung. Gaya pura-pura nelpon pun dilakoni.
Pasang senyum lebar di Sabtu siang karena mau weekend.



Deytri juga nggak mau sedih lagi. Senyum donkkk. cheeese





Ninuk???? Oalah Jangan ditanya...pasti pasang gaya yang lebih keren dari sebelumnya. Lengkap dengan kacamatanya..
:)






Ada Vidi Vici yang ikut unjuk gigi, tampil dengan kaos lengan panjang bermotif garis-garis.

hhmmm, boleh juga.





Kak Wheny, kau di mana? Mungkin lagi di belakang, menyeduh teh manis hangat.



Kalau aku...
?? Yah gitu dech, memantulkan cahaya, hahahahaha

Kamis, 04 September 2008

ke luar negeri yu...


Pemilu (pemilihan umum) sebentar lagi..
Yah, kata Komisi Pemilihan Umum (KPU) sekitar tanggal 09 April 2009.


Kalau dihitung dengan jari, dari hari ini ke tanggal 09 April tentunya masih jauh dan harus pinjam jari-jari orang lain. -Mungkin jari seorang Editor Wheny Hari Muljati, ditambah jari seorang penyair terkenal Sihar Ramze, plus jari mantan mahasiswa dari Lenteng Agung Vidi Vici, atau jari-jari seorang penyanyi gereja Deytri Aritonang, mungkin harus ditambah jari-jari seorang penyanyi beken Ninuk Cucu Cahyati eh Suwanti dan jarinya tante warung nasi sebelah, ditambah jari tetangganya dan tetangganya tetangga-


Itu kalau dihitung dengan jari.
.


Tapi, jika dihitung dengan kerja KPU yang belum maksimal, tahapan pemilu sudah di ujung tanduk.

Daftar Pemilih Sementara (DPS) belum kelar dan belum jadi Daftar Pemilih Tetap (DPT). Hasil penelitian Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) banyak pemilih yang belum terdaftar. Untuk yang ini, jangan sampai nangis kalo tak terdaftar sebagai pemilih...(kayak gambar gitu lho)

Ada lagi masalah lain,

Tahapan pencalonan legislatif juga masih muter-muter di tempat.
Peraturan tentang dana kampanye partai politik belum diurusi KPU. Padahal, audit dana kampanye punya masalah sendiri dengan jumlah akuntan yang terbatas sementara jumlah partai buanyak banget, ada 38 partai ditambah 6 partai lokal dari Aceh.
Ada lagi tahapan pemilu yang masih mandek. Surat suara juga belum tahu bentuknya bagaimana.
Kabarnya, tahun 2009 nanti, caranya nggak pake nyoblos lagi, tapi dicentrang dengan pulpen atau spidol atau pensil, whatever lah..

Nah, banyak kan tahapan pemilu yang belum kelar..

Eh...KPU malah berencana ke luar negeri.

Ada 14 kota di 9 perwakilan negara yang akan dikunjungi KPU.

Jadwal kepergian anggota KPU ke luar negeri yaitu Kuala Lumpur (9-12 September 2008), Beijing (3-16 September), Manila (16-19 September), New Delhi (20-23 September), Sidney (22-25 September), Cape Town (26-29 September), Kairo (5-8 Oktober 2008), Jeddah (9-12 Oktober), Moskow (12-15 Oktober), Den Haag (16-19 Oktober), Paris (19-22 Oktober), Madrid (23-26 Oktober), New York (27-30 Oktober), dan Havana (31 Oktober-3 November 2008).

Pembagian tugasnya yaitu Syamsul Bahri dan Abdul Aziz ditugaskan ke Kuala Lumpur dan Beijing. Anggota KPU yang ditugaskan ke Manila dan New Delhi yaitu I Gusti Putu Artha dan Andi Nurpati.

Sementara, anggota KPU yang berangkat Moskow dan Den Haag yaitu Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary dan I Gusti Putu Artha, sedangkan Sri Nuryanti dan Abdul Aziz ditugaskan ke Paris dan Madrid. Kemudian, Syamsul Bahri dan Endang Sulastri ditugaskan ke New Yok dan Havana.

Selanjutnya, untuk Sidney dan Cape Town, Ketua Abdul Hafiz Anshary akan berangkat didampingi Sri Nuryanti. Sedangkan Kairo dan Jeddah, anggota yang akan berangkat yaitu Andi Nurpati dan Endang Sulastri.


Menurut Andi, ke luar negeri adalah tugas KPU sesuai UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang pemilu. Di negara itu, mereka akan bentuk panitia pemilihan luar negeri (PPLN) dan sosialisasi UU yang baru.

Kata beberapa Anggota KPU seperti Putu, Andi atau Aziz, biaya perjalanan nggak mahal. Anggarannya sama seperti biaya kunjungan dinas di dalam negeri.

Tapi, menurut pengamat politik, seperti Hadar N Gumay (Direktur Eksekutif Center for Electoral Reform), dosen Fakultas ISIP Universitas Indonesia Andrinof A Chaniago dan Ray Rangkuti (Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia/LIMA), juga Anggota Badan Pengawas Pemilu Wahidah Suaib, mantan Panwaslu Pdt. Saut Sirait, KPU tidak punya sensitivitas politik. Momen keberangkatan mereka tidak tepat mengingat masih banyak tahapan dan sosialisasi di dalam negeri yang perlu dibenahi. Apalagi jumlah pemilih Indonesia di sana hanya 1,608,575 orang (SK KPU Nomor 139/SK/KPU/Tahun 2008).

"Moment-nya nggak pas. Gimana kalau di dalam negeri ada masalah. KPU bagaimana menyelesaikannya jika beberapa anggota ke luar negeri. KPU juga belum menunjukkan presatsi yang gemilang. Sosialisasi harusnya diprioritaskan untuk pemilih yang jauh di pelosok seperti di ujung Papua," kira-kira begitu kata Wahidah maupun Hadar.

"Ini mah, namanya bagi jatah jalan-jalan. Kok ada pembagian ini ke sana, itu ke sini," kata Andrinof.

"KPU sudah membajak uang negara dengan alasan kepentingan rakyat. Komisi II harus tegas melarang KPU," kata Ray

"KPU memang punya kewajiban dan tugas yang diatur UU. Tapi, ada yang lebih tinggi nilainya yaitu moral dan hati nurani. Kondisi sekarang, tidak memungkinkan KPU ke luar negeri. Bangsa sedang terpuruk, persiapan pemilu juga belum ada apa-apanya," kata Pdt Saut Sirait.


Tapi, kayaknya KPU tetap ngotot mau pergi.

"Tugas KPU ini sudah diatur dalam UU dan Komisi II sudah setuju," kata Bu Andi Nurpati.

Oalah Buu..ngotot amat..

Hmm...
Kita lihat saja nanti..Kalau tetap ngotot pergi, kita doakan saja supaya mereka sempat foto-foto dan cerita pengalaman di luar negeri..

Ada yang mau ikut?? Ayo daftar secepatnya sebelum jadwal. Tapi... pakai uang sendiri ya hehehe.